Selasa, 08 November 2016

Kecubung (Datura metel)

            

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Perkembangan pengobatan dibidang kesehatan saat ini lebih luas, dimana
masyarakat yang merasa kurang puas dengan pengobatan dari medis berpaling
lebih   memilih   pengobatan   tradisional   seperti   penggunaan   tumbuh-tumbuhan,
dimana pengobatan dengan tumbuh-tumbuhan memiliki kelebihan sendiri, dengan
harga yang murah dan bahan-bahannya bisa kita jumpai disekitar kita.
Salah satu tumbuhan yang sering digunakan masyarakat sebagai bahan
pengobatan   adalah   kecubung   (Datura   sp).   Kecubung   merupakan   tumbuhan
penghasil bahan obat-obatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun,di antaranya
Datura Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens,  namun daya
khasiat masing-masing  jenis kecubung, berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung
memang   sering   terjadi,   sehingga   bukan   obat   yang   didapat   malah   racun
(menyebabkan pusing) yang sangat berbahaya. Hampir seluruh bagian tanaman
kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat.
B.     Rumusan masalah
a. mengetahui ciri-ciri tanaman kecubung
b. mengetahui komposisi/kandungan zat kecubung
c. mengetahui khasiat dan manfaat kecubung 
d. mengetahui beberapa ramuan obat kecubung
e. mengetahui cara mengobati keracunan kecubung
f. mengetahui klasifikasi ilmiah kecubung
g. mengetahui nama-nama lain kecubung





BAB 11
PEMBAHASAN
A.    CIRI-CIRI TANAMAN KECUBUNG

·         BATANG
Kecubung (daura metel) merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai tinggi tidak lebih dari 2 meter dan memiliki batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri
·         DAUN
Ciri daun kecubung (angels trumpet) berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pada bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip
·         BUNGA
Ciri bunga kecubung  menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu. Namun pada kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beraneka ragam. Mahkota bunga berwarna ungu. Panjang bunga sekitar 12-18 cm. bunga kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam.
·         BUAH dan BIJI
Ciri buah kecubung berbentuk bulat berwarna hiau dengan salah satu ujungya bertangkai pendek dan melekat kuat berukuran diameter 4-5 cm. pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri, bila dikupas akan ditemukan biji-biji didalamnya sebesar biji kopi berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk gepeng.
Setidaknya ada Sembilan jenis tanaman  yang biasa disebut kecubung di antaranya  adalah kecubung  kasihan (datura metel), kecubung kecil(datura stramonium), dan kecubung hutan (brugmansia suaveolens). Namun yang paling umum dikenal sebagai kecubng di Indonesia adalah datura metel.
Kecubung berbunga putih dianggap pling beracun dibandingkan dengan jenis lain yang juga mengandung zat alkaloid. Maka dari itu, penggunaanya harus sangat hati-hati dan hanya terbatas sebagi obat luar.
Kecubung biasa hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter diatas permukaan laut. Selain tumbuh liar dihutan dan lading, kecubung juga sering ditanam di kebun atau ditanam sebagai tumbuhan hias di pekaranga n. perbanyakan tanaman ini melalui biji ataupun stek.
Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari asia tenggara, namun ada juga yang berasal dari benua amerika, kecubung tmbuh di tempat yang beriklim panas dan dibudidayakan diseluruh belahan dunia karena khasiat yang dikandungnya dan uga untuk tanaman hias. Pertma kali diperkenalkan leh Linnaeus pada tahun 1753, tapi secara botani masih belum tepat mngenai gambaran dan penjelasan tentang kecubung. Wilayah asal yang menjadi sumber tanaman ini tidak dapat diketahui secara pasti.

B.     KOMPOSISI/KANDUNGAN ZAT KECEBUNG
Tanaman kecubung ini mengandung senyawa kimia alkaloid. Senyawa alkaloid ini terdapat disemua bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bjinya. Namun, kandungan terbesar tedapat pada akar dan biji.
Senyawa alkaloid tersebut terdiri dari atropine, hiosiamin, dan skopolamin yang bersifat antikholinergik. Kecebung juga mengandung hoisin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.
Kecuubung (Datura metel L) selama ini dikenal sebagai tanaman yang berefek negative. Tanaman yang bunganya berbentuk terompet ini kerap di salah gunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung berkhasiat anestesi. Hal itu terutama karena tanaman ini mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi pada  otot lurik.
C.    KHASIAT DAN MANFAAT KECUBUNG
Hampir seluruh bagian tanaman kecubung tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagi obat. Hal ini disebabkan selruh bagiannya mengandung alkaoida astropin seperti pada tanaman antropa  belladonna, serta hyosciamin dan scopolamine. Ketiga alkaoida ini bersifatantikolinergik. Sampai saat ini digunakan oleh industri farmasi sebagai sumber utama hysciamin yang berkhasiat  memberi efek menenangkan kejang-kejang , khususnya perut. Daunnya mengndung hyasciamin dan scopolamine yang berkhasiat  mengobati asma, encok(linu tulang), dan penyakit kulit.
Sebenarnya jenis tanaman kecubung yang dapat di manfaatkan sebagai obat sangat banyak, di antaranya Datura stramonuim, Datura tatura, dan brugmansia suaviolens, namun daya khasiatnya berbeda-beda. Kecebung berbunga putih di antaranya adalah Atura foscuosa var alba. Tnaman ini berasal dari asia tenggara. Sedangkan Datura stramonium  berasal dari amerika tropic.
Kecubung tidak hanya berguna sebagai tanaman pembius. Khasiat lain yang bisa didapat dari kecubung ternyata cukup banyak. Beberapa di antaranya di antaranya adalah sebagai obat sakit gigi dan asma.




D.    BEBERAPA RAMUAN OBAT MENGGUNAKAN KECUBUNG
Manfaat kecubung untuk obat bius
Biji kecubung tersebut digoreng tanpa minyak atau disangrai seperti menggoreng kopi. Proses pembuatan dan penggunaannya tak beda dengan kopi. Biji kecubung yang sudah berbentuk bubuk  biasanya dicampur dengan kopi untuk meminumnya, dan efeknya. Jika kadarnya sedikit akan membuat trance, bila kebanyakan bisa membuat mabuk, yang menurut beberapa orang yan pernah memakainnya. Lebih berat dari pada mabuk minuman keras, danbahkan bisa mabuk berhari- hari jika tak tahu warnanya.
Adapun bunga kecubung yng berbentuk trompet, dirajang menjadi kecil seperti merajang daun tembakau, dijemur, setelah kering di campur dengan tembakau, diisap menjdi rokok, dan efekny hampir seperti mengisap ganja atau cannabis
Bila beberapa jenis tumbuhan perdu seperti kecubung bisa di kembangkan untuk menjadi bahan pembuat  narkoba, tak menutup kemungkinan tanaman tersebut ada yang membudi dayakannya untuk tujuan-tujuan tersebut, dan akan ada lagi nantinya narkoba jenis baru selain chatinone.
Kecubung untuk obat asma
Untuk penderita sma berumur dewasa, kecubung dapat dijadikan rokok dengan terlebih dahulu mengeringkan dua lembar daun kecubung atau satu bunga kecubung. Daun atau bunga kecubung kerig lantas dilinting, lalu dibakar dan hisap seperti rokok. Obat ini sebaiknya tidak dihisap lebih dari 1 batang dalam waktu 6 jam karena dapat menimbulkan efek ketagihan sehingga tidak cocok untuk anak-anak.
Penderita asma yang masih muda atau anak-anak dapat menghirup uap bakaran daun atau bunga kecubung. Caranya sama seperti di atas, hanya setelah daun atau bunga dikeringkan, bahan lantas dibakar dan asapnya dihirup. Cara ini dapat meringankan penderita asma. Kedua zat dalam kecubung , hipociamin dan skopolamin (alkaloid ), dapat melebarkan kembali saluran pernapasan yang menyempit akibat serangan asma. Senyawa alkaloid diketahui tersebar di seluruh bagian tanaman kecubung mulai dari akar, tangkai, daun, bunga, buah, bijinya. Namun onsentrasi terbesar senyawa ini dapat ditemukan pada akar dan bijinya.
Kecubung untuk obat kolera
Sediakan akar kecubung yang berbunga ungu, kurang lebih satu jari. Akarnya dicuci dengan air bersih, di potong-potong kemudian direbus dengan dua gelas air bersih. Didihkan air hingga setengahnya, diangkat dan didinginkan, disaring dan diminum dua kali dalam satu hari dengan takaran dua sendok makan. Agar mengurangi rasa pahit, boleh ditambah madu murni secukupnya.
Untuk proses penyembuhan kolera cukup  dengan meminum rebusan akarnya. Hal ini karena alkaloida pada akar lebih rendah dapi pada dalam daun dan bunganya. Alkaloida antropine, hyosiciamin dan scopolamine selain memberikan efek menenangkan kejang-kejang, juda mampu melepaskan senyawa yang beredar dalam tubuh kita sebagai penghubung urat saraf.
Ternyata ketiga zat berkhasiat tadi yang berasa pahit itu bersifat racun cespleng bagi kolera, baik basil vibrio cholera atau vibrio komma dapat dilimpihkan. Namun perlu diketahui, kecubung ini mengandung racun, sehingga dalam penggunaannya harus berhati-hati.
Kecubung unuk obat diare
Sama halnya dengan kolera, namun untuk pengobatan diare cukup dengan meminum air rebusan akarnya saja. Sedangkan untuk penyakit asma (sesak napas atau bengek), sebelumnya air rebusan akar kecubung dapat ditambahkan terlebih dahulu dengan jahe.
Dengan memanfaatkan tanaman kecubung, kita dapat menggali kembali obat-obat tradisional yang banyak tumbuh disekitar kita, sehingga lebih mudah dan murah dalam pengobatn penyakit. Tak ada salahnya untuk memulai dengan menanam tanaman obat-obatan ini disekitar pekarangan rumah atau halaman yang masih dapat dimanfaatkan penggunaannya.
Kecubung untuk obat eksim
Untuk pengobatan  eksim dengan kecubung , kita ambil daun kecubung kemudian ditumbuk sampai halus. Campur dengan minyak kelapa yang bersih lalu panaskan hingga mendidih. Dioleskan dalam keadaan hangat pada bagian yang terkena eksim. Lakukan beberapa kali dalam sehari. Ulangi hingga sembuh.
E.     CARA MENGOBATI KERACUNAN KECUBUNG
Bila seseorang keracunan ramuan kecubung  dan merasakan kantuk yang sangat berat, usahakan jangan sampai tertidur. Minumlah kopi yang keras dan jangan lupakan untuk menghirup udara segar sebanyak-banyaknya.
Menurut yang saya tahu dari mereka, kalau makan 1 butir kecubung, maka lama mabuknya 1 hari 1 malam  dan seterusnya. Tapi sepertinya ini tidak selamanya demikian.
Agar cepat sadar dari mabuk  buah kecubung caranya yaitu: minum campuran jahe dan air kelapa hijau. Jahe ditumbuk  lalu dicampur dengan air kelapa hijau.
Mabuk buah kecubung sebenarnya tanpa diobati juga akan sembuh atau hilang dengan sendirinya. Namun disamping repot karena harus menjaganya takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, juga waktu sembuhnya cukup lama.



F.     KLASIFIKASI ILMIAH KECUBUNG
Klasifikasi ilmiah adalah cara ahli biologi mengelompokkan dan memkategorikan spesies dari organism yang punah maupun yang hidup, klasifikasi (pengelompokkan) merupakan suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.
Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan ) adalah domain (daerah), kingdom (kerajaan), phylum atau filum (hewan)/division (tumbuhan), classis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), dan spesies (jenis).
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.
Berikut ini adalah tabel  klasifikasi kecubung
Kingdom (dunia/kerajaan) :
Plantae (tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super divisi :
Spermatophyte (menghasilkan biji)
Division (pembagian) :
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Classis (kelas) :
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub kelas :
Asteridae
Ordo (bangsa) :
Solanales
Familia (suku) :
Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus (marga) :
Datura
Spesies (jenis) :
Datura suaveolens Humb.

G.    NAMA-NAMA LAIN KECUBUNG
Nama sininim : Datura stramonuim
Nama latin kecubung : Datura metel, Datura fastuosa L. Datura alba nees
Nama local kecubung : kecubung, kacubung, cubung (jawa dan sunda), kacobhung, cobhung (madura), bembe (bima), bulutube (go rontalo), taruapalo (seram) dll.







Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivxKP9mmbuHKW21Ha8PTM22fYHfNrXt6rZBD-cK0keGZHCcZDBIhR4Ak67EUB_wdfu-Buwg9omtnmZ0iRDD890pE94NNnUvq4LAMTKCQwnYuvDkL8hpyOCEnaNPrONG-lWGcYGXUJfMmg/s320/tanaman+dan+buah+kecubung.jpg         Description: https://kebunbibitcdn-ptkebunbibitpenu.netdna-ssl.com/2814-tonytheme_cloudzoom_big/kecubung-ungu-2pc.jpg


Description: http://www.tanobat.com/wp-content/uploads/bunga-kecubung.jpg                     Description: https://kebunbibitcdn-ptkebunbibitpenu.netdna-ssl.com/2813-tonytheme_cloudzoom_big/kecubung-ungu-2pc.jpg
Description: http://khasiatbuah.com/wp-content/uploads/2012/05/kecubung-300x225.jpg



BAB 111
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tanaman kecubung ini mengandung senyawa kimia alkaloid. Senyawa alkaloid ini terdapat disemua bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tingkai, daun, bunga, buah, hingga bjinya. Namun, kandungan terbesar tedapat pada akar dan biji.selain itu tanaman kecubung juga bisa digunakan untuk obat bius, obat asma, obat kolera, obat diare, dan obat eksim.

B.Daftar Pustaka
dokument.tips>document. Diakses:23:04:2016 pukul:13:25

hidup-sehat.com/tips/makalah-tanaman-kecubung-ppt. diakses:23:04:2016 pukul:13:30WIB

Senin, 03 Oktober 2016

Makalah Preformulasi Sediaan Tablet (Natrium Diclofenak)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Natrium Diklofenak merupakan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) atau  Non Steroidal Anti Inflamatory Drug  (NSAID) yang biasa digunakan sebagai obat  untuk penyakit  rheumatoid  artritis  atau yang biasa disebut  rematik  (rheumatic). (Brooks  et al,1980).  Penyakit rematik ini  biasa diderita oleh geriatri. Obat ini  ini berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri pada pasien geriatri , sehingga obat ini diharapkan mempunyai efek yang cepat untuk itu dibutuhkan absorpsi yang cepat.
Banyak pasien, terutama pasien berusia lanjut  (geriatri), yang sulit untuk
menelan tablet, kapsul, maupun sirup sehingga pemakaian tidak sesuai dengan resep, yang kemudian menghasilkan banyaknya penelitian yang berorientasi kepada insiden ketidak patuhan penggunaan obat sehingga mengeluarkan berbagai macam system penghantaran obat yang lebih aman dan baru.

1.2 Tujuan
            Siswa mampu membuat sediaan tablet dengan baik dan benar. Siswa dapat menata sendiri formulasi untuk membuat sediaan tablet. Siswa dapat memahami hal-hal penting dalam pembuatan sediaan tablet seperti pemilihan zat yang akan di gunakan untuk pengisi, pengikat, penghancur, pelican dan lain-lainnya. Memperkirakan kemungkinan kerusakan pada tablet dan mengurangi kemungkinan itu terjadi. Siswa diharapkan dapat membuat sediaan tablet dengan ketentuan dekat atau hamper mendekati sempurna.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tablet
            Nama tablet (tabuletta, tabletta) berasal dari kata tabulletta lempeng pipih, papan tipis. Beberapa farmakope mencantumkan tablet dengan nama kompresi/cetak langsung sebagai petunjuk cara pembuatan. Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anonim, 1979). Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat. Sediaan lepas lambat dapat mengurangi fluktuasi level obat yang tidak diinginkan, meningkatkan kerja terapeutis dan mengurangi efek samping yang berbahaya. Pada percobaan ini, dibuat tablet lepas lambat dengan Natrium Diklofenak sebagai zat aktif, Pemerian serbuk putih atau agak kekuningan, serbuk Kristal, higroskopik. Kelarutan mudah larut dalam air, mudah larut dalam methanol, larut dalam alkohol, agak sukar larut dalam aseton. Berkhasiat sebagai antiinflamasi, analgetik.
2.2 Sifat Fisika Kimia
            Natrium Diklofenak adalah derivat sederhana dari asam fenil asetat yang menyerupai flurbiprofen dan meclofenamat. Potensinya lebih besar atau dari indometasin atau dari naproksen. Obat ini memiliki sifat-sifat antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Obat ini digunakan untuk efek-efek analgetik dan antipiretik pada symptom artritis reumatoid.
Natrium Diklofenak cepat diabsorpsi melalui saluran cerna setelah pemberian oral, efek analgetik dimulai setelah 1 jam dan mempunyai waktu paruh 1-2 jam. Natrium Diklofenak terakumulasi dalam cairan synovial setelah pemberian oral yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut (katzung, 1997).
Efek samping yang lazim ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala. Efek samping yang terjadi pada kira-kira 20% penderita meliputi distres saluran cerna, pendarahan saluran cerna dan timbulnya tukak lambung (Tjay. 2002).
Absorpsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Obat ini terikat 99 % pada protein plasma. Natrium Diklofenak diakumulasi dicairan sinovial yang menjelaskan efek terapi disendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut. Pemakaian obat ini harus berhati – hati pada penderita tukak lambung. Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan (Ganiswarna, 1995).
Natrium Diklofenak merupakan salah satu golongan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) yang banyak digunakan untuk nyeri dan inflamasi. Natrium Diklofenak dalam bentuk lepas lambat terkendali adalah salah satu teknologi yang dikembangkan untuk memperbaiki toleransi Natrium Diklofenak. Beberapa studi klinis Natrium Diklofenak yang diberikan sebagai monoterapi atau kombinasi, menunjukkan obat ini efektif meredakan gejala osteoarthritis maupun rheumatoid arthritis (Anonim a , 2006).

2.3 FORMULA DAN DOSIS
R/        Na. Diklofenak                                   40%
Laktosa                                               36%                                            
Amylum Manihot Kering                    10%                                       
Mucilago amyli                                   10%                          
Talk : Mg. Stearat ( 9 : 1 )                   4%      
100 mg
Dosis: Dewasa: 2x sehari 1 tablet


2.4 ALAT DAN BAHAN
ALAT             :
1.      Mesin cetak tablet
2.      Ayakan
3.      Timbangan
4.      Neraca analitik
5.      Hopper
6.      Stokes-Monsanto Hardness Tester
7.      Friabilator
8.      Disintegration tester
9.      Alat uji disolusi mode USP XXIII
10.  Kuvet
BAHAN         :
1.      Natrium Diklofenak
2.      Laktosa
3.      Amylum Manihot Kering
4.      Mucilago Amyli
5.      Talk : mg stearas (9:1)
2.5 Tabel Persentasi Bahan
Nama Zat
Fungsi
mg
%
Na Diklofenak
Zat Aktif
40mg
40%
Laktosa
Pengisi
36
36%
Amylum Manihot Kering
Penghancur
10
10%
Mucilago amyli : air (4:6)
Pengikat
(4mg + 6ml)
10%
Talk : mg stearas (9:1)
Pelicin
(3,6mg + 0,4mg)
4%


100mg
100%

2.6 Metode Pembuatan
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah metode granulasi basah karena Na Diklofenak memiliki sifat tahan pemanasan dan stabil terhadap lembab. Selain itu, dengan menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara granulasi kering.
2.7 Cara kerja
Pembuatan Tablet
1.      Dibuat mucilago amyli 10% sebanyak 100mL sampai terbentuk gel
2.      Ditimbang semua bahan obat dan bahan tambahan seperti tercantum di formula
3.      Dicampur zat aktif, laktosa dan amylum manihot kering sampai homogen
4.      Ditambah mucilago amyli sedikit demi sedikit sampai terbentuk masa granul yang baik, lalu diayak dengan pengayak no. 12
5.      Granul basah kemudian dikeringkan dalam FBD ( Fluid Bed Dryer) selama 15 menit
6.      Setelah kering diayak lagi dan ditambah bahan pelicin (Mg Sterarat dan Talk), dicampur sampai homogen
7.      Dimasukkan campuran tersebut dalam Hopper (corong alimentasi) dan dibuat tablet. Berat satu tablet ±500mg.
2.8 Penjelasan
Metode granulasi basah  dilakukan terlebih dahulu dengan penambahan zat pengisi laktosa sebanyak 36% dan penambahan bahan pengikat  mucilago amili 10%. Penambahan bahan pengikat mucilago amili sampai menjadi massa granul yang baik, kemudian diayak. Penambahan bahan pengisi laktosa ini dimaksudkan untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak, dan penambahan mucilago amili 10% berguna untuk memberikan daya adhesi pada massa serbuk saat granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Pengayakan pada metode ini bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan yang disebabkan oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata sehingga memiliki distribusi normal dan diharapkan kandungan zat aktif dalam sediaan menjadi seragam. Massa granul yang sudah diayak kemudian dikeringkan dengan alat FBD (Fluid Bed Dryer) selama 15 menit untuk mencegah terjadinya binding dan sticking yang disebabkan masih adanya kandungan air di dalam granul. Setelah kering granul diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang sama rata dan ditambahkan bahan pelicin Talk : Mg stearat (9:1) 4% yang berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin pencetak.
Untuk mengetahui kontrol kualitas dari hasil percobaan pembuatan tablet pada praktikum ini dilakukan dengan pengujian sifat tablet yang meliputi uji sifat fisik tablet dan uji disolusi tablet, berikut hasil yang kami dapatkan adalah :
Yang pertama adalah uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot dengan hasil CV sebesar % di mana bobot rata-rata dari tablet yang kami miliki sebesar mg. Uji ini dilakukan dengan jalan menimbang 20 tablet satu persatu kemudian dihitung rata-ratanya dan penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-ratanya. Sehingga dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keseragaman bobot dari tablet yang diuji termasuk baik karena nilai CV tidak lebih dari 5%, sehingga nantinya dapat menghasilkan pelepasan kadar obat yang sama. pada percobaan kami didapatkan berat rata-rata dari 20 tablet adalah 527,49 mg dan memperoleh CV 1,8573% yang berarti memenuhi persyaratan standar nilai CV. Uji keseragaman bobot ini menentukan nilai keseragaman mesin kempa dalam menghasilkan tablet dan juga menentukan keseragaman dosis yang diberikan untuk setiap terapi. Pengujian ini sangat penting untuk tablet dan sediaan padat lainnya, karena pengaruhnya pada dosis terapi nilai variasi tablet yang kecil menunjukan semakin baik tablet tersebut dalam dosis pemberiannya.
Selanjutnya adalah uji terhadap kekerasan tablet untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan bahan pengikat terhadap tablet. uji ini ditujukan untuk mengukur kekuatan tablet dalam menghadapi benturan pada saat distribusi ataupun penyimpanan. Tablet yang baik adalah tablet yang memiliki kekuatan yang optimum sehingga tidak mudah hancur dan lebih tahan dengan segala kondisi. Hasil yang didapat adalah dari rata-rata hasil pengukuran dengan menggunakan  Stokes Monsanto Hardness Tester. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan tablet pada ujung alat dengan posisi vertikal kemudian tablet ditekan hingga pecah dan dilakukan sebanyak 5 kali. Untuk tablet ini dimungkinkan memiliki kekerasan tablet senilai 10-20 kg dan hasil dari uji ini diperoleh harga rerata sebelum sebesar 10,7667 kg dan sesudah 10,7275 kg. Sehingga kekerasan dari tablet ini memenuhi pesyaratan dan sesuai dengan teori.
Uji ketiga yaitu uji kerapuhan tablet dengan menggunakan alat friabilator yakni 20 tablet dibebas debukan dengan aspirator, ditimbang seksama dan kemudian dimasukan ke dalam friabilator. Pengujian ini dilakukan selama 4 menit atau 100 putaran. Setelah dilakukan pengujian didapatkan nilai kerapuhan dari tablet uji sebesar % di mana tablet dianggap baik bila kerapuhannya tidak lebih dari 1%. Uji ini dimaksudkan untuk memberikan penilaian akan interaksi bahan pengikat dengan komponen partikel-partikel lainnya di mana semakin banyaknya interaksi yang terjadi maka kemungkinan tablet rapuh akan semakin kecil.
Uji keempat adalah uji waktu hancur yang mana dapat memberikan gambaran waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur. Waktu hancur ini dapat dianalogikan sebagai kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur berpengaruh pada kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur maka obat akan lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula menimbulakan efek terapinya. Dalam pengujian ini digunakan alat disintegrator tester dengan cara 5 tablet dimasukkan ke dalam alat uji dengan pengaturan suhu sebesar 37oC. Pesyaratan waktu hancur tablet lepas lambat adalah lebih dari 1 jam, dan hasil tablet uji kami diperoleh waktu hancurnya lebih dari 1 jam sehingga memenuhi persyaratan.
Uji yang terakhir adalah uji disolusi menggunakan alat model USP XXIII dengan pengaduk dayung. Uji ini dilakukan untuk mengukur banyaknya obat dan kadar zat aktif yang dapat bereaksi  pada waktu tertentu. Untuk tujuan terapeutik tablet model ini diusahakn agar kadar obat tinggi hanya dalam waktu yang singkat. Pengujian dilakukan dengan jalan tablet uji dimasukkan ke dalam alat disolusi kemudian dilakukan pengambilan sampel dan dihitung absorbansinya.
Selain uji yang disebutkan di atas, kami juga melakukan pengamatan fisik dari tablet uji. Dimana masalah sering muncul dalam pembuatan tablet adalah terbentuknya capping yakni berupa keadaan bawah atau atas tablet yang terbelah, kemudian binding (perlekatan pada matriks), sticking (perlekatan pada stempel) dan motling yaitu adanya warna yang tak merata pada permukaan tablet. Dan hasil yang diperoleh pada pengamatan ini adalah problema yang disebutkan di atas tidak terdapat pada tablet uji.

2.9 Kemasan



BAB III
KESIMPULAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah metode granulasi basah karena Na Diklofenak memiliki sifat tahan pemanasan dan stabil terhadap lembab. Selain itu, dengan menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara granulasi kering.
           
           
















DAFTAR PUSTAKA